PERS RELEASE
SARASEHAN
PENDIDIKAN
“Ngudar
Konsep Pasamuan Among Anak Sebagai Sanggar Komunitas”
Pendidikan Nasional
perlu direspon secara mandiri oleh masyarakat lewat terobosan-terobosan model
pendidikan berbasis komunitas, agar tidak mengerdilkan nilai penting pendidikan
hanya sebatas belajar di sekolah formal semata. Hal ini selaras dengan apa yang
menjadi wasiat Ki Hajar Dewantara,
Dalam pendidikan harus senantiasa
diingat, bahwa kemerdekaan itu bersifat tiga macam: berdiri sendiri
(zelfstanding), tidak tergantung kepada orang lain (onafhankelijk) dan dapat
mengatur dirinya sendiri (vrijheid, zelfbeschikking).
Sejak lebih kurang dua
tahun lalu, embrio kegiatan PAMONGAN telah berjalan secara berkala di
lingkungan RT.03/RW.07 Dusun Pokoh, Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar. Inisiatif pembelajaran dalam lingkup komunitas telah mengemuka
sejak awal, meskipun baru pada tanggal 10 November 2013, secara resmi nama
PASAMUAN AMONG ANAK disepakati untuk memberi bentuk kegiatan rintisan sanggar
komunitas ini, oleh sebagian kecil warga RT.03/RW.07 Pokoh, Desa Ngijo
Tasikmadu Karanganyar, yang tergabung dalam Paguyuban Manunggaling Warga Baiti
Jannati.
Aktifitas belajar di
Sanggar Pamongan sendiri lebih ditekankan pada pengembangan diri anak secara
luas dan justru tidak secara langsung bersentuhan dengan wilayah-wilayah
pembelajaran kognitif-ilmu pengetahuan semata. Akan tetapi bagaimana anak
secara naluriah mampu hadir di tengah-tengah komunitas, terbangun kemampuannya
dalam berinteraksi sosial secara wajar, mampu memetakan dan memecahkan
persoalan yang timbul, mencerna gejala-gejala alam maupun sosial sebagai ladang
pembelajaran, nyaman dan percaya diri dalam situasi apa pun, kreatif berkarya
sebagai kebutuhan ekspresif, sampai pada bagaimana dia mengenali kekuatan dan
potensi yang ada pada dirinya.
Adapun bentuk-bentuk
kegiatan yang berjalan sekadar menjadi perangkat pembelajaran yang bukan
menjadi tujuan belajar itu sendiri. Sehingga ketika anak melukis, membuat prakarya,
berlatih musik ataupun drama pertunjukan, dan lain sebagainya, itu menjadi
media belajar sekaligus bermain yang tidak ditujukan untuk mengukur prestasi
atau menilai pandai-tidaknya seorang anak. Dengan konsep “Among” yang berarti
juga pendampingan, baik itu oleh orang tua, warga secara umum, ataupun para
relawan yang menjadi pendamping anak dalam proses tersebut, pada dasarnya tidak
hanya anak yang belajar atau diajari sesuatu, akan tetapi lebih tepat jika
disebut bahwa baik anak, orang tua, warga atau relawan pendamping dan siapa pun
yang terlibat di dalamnya, sedang meyelenggarakan proses belajar bersama, untuk
menjadi cerdas bersama.


Pada penyelenggaraan
kegiatan Sarasehan kali ini, peserta diharapkan akan saling mendapat wawasan
lebih dalam tentang sanggar komunitas atau lebih umum komunitas belajar.
Sehingga baik secara eksternal ataupun internal akan mampu memberi perspektif
yang lebih gamblang, mengenai setidaknya tiga hal:
(1) Sanggar Komunitas dalam perspektif
Sistem Pendidikan Nasional;
(2) Sanggar Komunitas dalam perannya
menyertai tumbuh-kembang anak;
(3) Sanggar Komunitas dalam pemberdayaan
komunitas lebih luas.
Pemahaman yang cukup
atas ketiga hal inilah yang niscaya akan menjadi pondasi bagi setiap individu
warga belajar ataupun komunitas secara umum dalam partisipasinya mendorong
inisiatif dan kemandirian model pendidikan berbasis komunitas secara lebih
matang di kedepannya.
Untuk itu dihadirkan
seorang narasumber yang kompeten dalam hal tersebut, yakni Bapak Ahmad
Bahrudin, seorang praktisi pendidikan alternatif yang menggagas sekaligus
menjadi motor penggerak Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah Salatiga. Beliau
dipandang matang dalam berbagi pandangan mengenai tema yang diangkat, sekaligus
dapat menularkan pengalamannya dalam membangun kekuatan komunitas belajar pada
situasi sekarang. Format sarasehan sengaja dipilih untuk lebih menguatkan
karakter non-formal dalam kegiatan ini, agar terbangun suasana egaliter,
diskusi dua arah dan semangat komunitas untuk selalu duduk bersama dalam
sama-sama belajar pada setiap kegiatan yang diselenggarakan.
Kegiatan Sarasehan
Pendidikan ini terselenggara pada
Hari,Tanggal:
Sabtu, 16 Mei 2015
Waktu:
Pukul 09:00 – 12:00 WIB
Tempat:
Masjid Nur Rohmah – Gang Durian
RT.03/RW.07 Pokoh Desa Ngijo Kecamatan
Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah
Peserta:
dengan eskalasi ±200 orang,
terdiri dari unsur-unsur
1. Komunitas Belajar Setempat (orang tua dan anak);
2.
Para relawan pendamping belajar;
3.
Pejabat pemerintahan dan aparatur lingkungan;
4.
Komunitas-komunitas pendidikan luar sekolah;
5. Pemerhati
dan kawan-kawan media (pers);
Lain-Lain:
1. Acara diawali dengan kegiatan
kreatif anak pada satu jam sebelumnya;
2.
Tersedia materi Gelar Karya Anak dan Dokumentasi Kegiatan Sanggar;
3.
Secara simbolis menjadi agenda peresmian Taman Baca Pamongan;
4.
Penyelenggaraan acara murni gotong-royong warga;
Untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kontak person kami:
- Alfian
(081390129798)
- Teguh
(087835285358)